Jumat, 09 Desember 2016

Gara-gara MOS

Pagi itu adalah hari yang sangat aku tunggu-tunggu, saat dimana aku menjadi kaka OSIS yang akan mempunyai adik baru dan akan memperkenalkan mereka selama tiga hari sekolah yang nantinya mereka singgahi selama tiga tahun. Sebelum mereka resmi dinyatakan sebagai murid di SMA mereka harus menjalani Masa Orientasi Peserta Didik Baru yang biasa kami sebut MOPDB .

“Lal lo bagian cut nyak dien yaa, Nora lo bagian hassanudin” fajar si ketua osis meangakhiri brefingnya.

 Aku mendapatkan tugas untuk menjadi pendamping kelas berguguskan Hasanudin,dua haripun berlalu dan esok adalah hari terakhir mereka menjalani MOPDB, hari dimana demo ekskul berlangsung.

“Deeek!! Ayo cepet turun udah pada kumpul” teriakku mengumpulkan semua peserta di lapangan.
“Ka.. kaka kita disini aja ka biar ngeliatnya jelas” pinta anak-anak hassanudin
“Yee yaudah yaudah terserah kalian tapi jangan berisik yaak waktu nanti udah pada tampil, kamu rifqi! Suka nyeletuk tuh, nanti diem yaaa” nasihatku sambil mengatur anak-anak lain
“ Siap iya kaa” jawab mereka

Setelah sekiranya semuanya rapi aku segera bersiap-siap menemui teman-temanku yang sudah siap dengan seragam dan atribut nya, ya mereka memakai seragam Paskibra.

“NAH!! Dateng juga lo ra, ayo buru ganti baju” lilien menyuruhku bersiap.
Dengan waktu yang singkat akupun memakai seragam itu dibantu teman-temanku yang sudah siap. Kami tampil diurutan sebelas tepatnya jam 1 setelah kegiatan ishoma.
Kelas yang aku dampingi termasuk kelas terberisik waktu itu, mereka duduk didepan  para penampil demo ekskul. Jantungku tak ada hentinya berdetak kencang ketika komandan mengambil aba-aba untuk memasuki lapangan.

“Peeeeerhaaatian langkah tegap majuuu jalan!” teriak Dwi si komandan.

Segera aku pasang wajah dengan senyuman manis dan langkah yang pasti, berjalan langkah demi langkah menuju tengah lapangan yang terik dan ramai suara para peserta mopdb.
‘Bismillah bismillaah focus noraa’ dalam hatiku.

Ketika aku ingin membuka formasi aku sangat gerogi dan berbuat salah, ya! Penyebab siapa lagi kalau bukan anak-anak hasanudin yang meneriakiku sambil meledek dan bertepuk tangan untukku.

Setelah aku selesai tampil, dengan cepat aku mengganti costumku dengan seragam dan almamater, langsung aku hampiri mereka cowok-cowok nakal asal hasanudin.

“Siapa tadi pelopornya?!!” tanyaku dengan nada sedikit tinggi dan senyuman
“dia kaa diaaa, Leo ka !” jawab mereka kompak sambil menunjuk seseorang bernama Leo
“Kamu lagi kamu lagi ya de! Sini nametagnya kaka ambil!” aku mengambil nametagnya

Sebenarnya aku tau bukan dia pelakunya tapi anehnya kenapa dia sebegitu pasrahnya menyerahkan nametagnya padaku. Ah sudahlah tidak penting juga.Akhirnya demo ekskulpun berakhir ditutup dengan ekskul band Dieciseis.Tidak terasa tiga haripun berlalu, banyak suka dan sedikit duka kita jalani kemarin.

Sorenya setelah brefing evaluasi dengan pembina OSIS aku segera pulang dan langsung merebahkan badanku yang baru saja diforsir selama tiga hari berturut-turut. Tiba-tiba ada getaran yang mengagetkanku, ternyata asalnya dari hpku, langsung saja aku membuka sebuah short message dari nomer yang tidak aku kenal itu. Dalam sms itu dia mengatakan

“ hai ka, aku Leo”.

Akupun mencoba mengingat-ingat siapa dia, ternyata dia adalah adik kelas baru ku. Yaaayaayaa Leo laki-laki putih,tampan,anak futsal,sedikit bandel dan agak polos sepenilaian ku saat itu.

“Oh kamu de, iya kenapa?” jawabku seadanya
“engga ko ka, kaka lagi apa?” tanya anak bocah itu.
‘lah ini anak kenapa tiba-tiba nanyanya aneh ya’ pikirku dalam hati
“baru aja sampe rumah de, kamu?” balasku cuek.

Berakhirlah percakapanku malam itu,lalu akupun mulai mengenang keseruan tiga hari kemarin, tiba-tiba terlintas wajah laki-laki yang tadi aku ambil nametagnya. ‘ih apansi ra! Kenapa lo jadi mikirin dia gini dah, udah tidur ah’ sambil memejamkan mata.

Esoknya ketika aku berjalan sendirian menuju kantin aku bertemu dengan Leo dan segerombolan teman-temannya.

“eh de !! kamu semalem ngapain sms kaka?” tanyaku penasaran
“ha? Engga ka? Siapa yang sms kaka?” jawab Leo bingung
“ciyeeee kyuuukyuuuu... ka katanya Leo suka tuh sama kaka” terdengar suara rifqi mengompori.

Aku langsung meninggalkan tempat itu dengan wajah agak sinis.
Malamnya sehabis aku belajar kelompok lagi-lagi aku mendapati pesan yang sama dan anehnya dengan nomer yang berbeda.

“hai ka, aku Leo”
“loh? Kamu ganti nomer de?”tanyaku bingung
“engga ka, aku baru sms kaka ini” jawabnya cuek

Ternyata setelah kami mengobrol semalaman dalam sms, nomer kemarin adalah nomer rifqi yang iseng mengerjaiku. Aku tidak habis pikir dengan kelakuan rifqi yang super duper nakal. Tapi yasudahlah kejadian salah paham itu hanya berlangsung dua hari. Hari demi hari aku semakin dekat dengan Leo kamipun saling bertukar pin bb bahkan setiap kami berpapasan di setiap sudut sekolah teman-temannya selalu mengompori kami berdua. Akhirnya tiba saat dimana aku menerima sebuah bbm yang membuat aku bingung, dan jantungku berdetak lebih kencang. Apalagi kalau bukan seseorang yang menyatakan cintanya.

Hari-hari kupun berubah, dari yang biasanya aku sangat ceria, bawel, bernyanyi dimana-mana tiba-tiba aku menjadi murung, lemas, dan lebih tepatnya suka melamun. Dan aku lebih suka mengurung diri dikelas di banding menuju kantin. Sampai ketika aku sedang duduk sendirian dikelas.

“wey !! (bella menepuk pundakku) kenapa sih lu ra? Dari kemaren? sakit?” tanya bella
“nggapapa gua bell” jawabku singkat sambil melanjutkan melamun
“eh normalnya elu tuh ngga bisa diem nora, nyanyi dimana-mana, iseng sini situ, kalo diem begini berarti lu lagi ngga normal wakakak” sindir bella
“bisa aja lu Bell” balasku kali ini dengan sedikit senyum.

Akhirnya aku ceritakan semua kejadian itu pada Bella, ia adalah sahabatku sejak kelas sepuluh, dan sekarang kamipun duduk berdua di kelas sebelas.

“oooooh jadi ini yang buat lu galau, yaudah hari inikan ada futsal cup satu sekolah nih, pasti dia ikut main futsalkan? Entar lo tunjukin yaak dia yang mana” sanggah Bella
“okey Bellaaaaah wkwkwk” ejekku yang sudah agak lega karena sudah bercerita.

Hari ini ada acara futsal satu sekolah yang diadakan OSIS, tibalah kelas sepuluh dua kelas dimana Leo bertanding. Aku dan teman-teman duduk menempati pinggir lapangan.

“yang mana sih ra?” tanya bella penasaran
“sini kamera lu!” pintaku. Bella pun memberikan cameranya, lalu aku memotret dia yang sedang menendang bola
“ha?!! Demi apalu yang ini ra? ini ganteng noraaa!! Putih lagi” teriak bella yang agak terkejut. Bellapun memamerkan foto ini ke teman-teman, alhasil mereka sependapat dengan bella.
“yaudah ra terima ajaaa, lo kan belum pernah pacaran juga, sekalinya di tembak, sama yang begituan” kompor bella
“tapi bell? Kita beda agama men” sesalku.
“iyak sih, tapi emang lo pacaran sama dia sampe nikah? Kan engga, tapi lonya gimana? Suka ngga sama dia” jawab bella memberi saran
“iyaaa juga sih, nggatau bell bingung, gua diemin dulu aja kali yak sembari gua mikir sembari gua nge test dia, dia itu serius ngga sama gue?” jawabku.
“iyaaaa boleh tapi jangan kelamaan ini aja udah sebulan lo diemin dia, baek baek entar kelamaan malah dia udah ilang rasanya men” bella pergi meninggalkan aku.
“Oh gitu ya bel? Yaudah okey deh, thanks ya bellaaah!!” ucapku sambil nyengir.

Malamnya sangat kebetulan sekali, tapi kali ini isi bbmnya bukan menyapa tetapi menanyakan bagaimana dengan pertanyaannya satu bulan lalu.

“laki-laki kan? Bisa nembak langsung kan?” sindirku.

Ke esokannya bel pulangpun berbunyi, kali ini aku perlambat gerakanku menuju depan perpustakaan sekolah, berbeda dengan jantungku yang berdetak lebih cepat. Dari podium aku berusaha mengintip-ngintip ke arah perpustakaan, masih belum ada tanda-tanda kedatangannya, lima belas menitpun berlalu, aku mulai mendatangi ruangan itu ternyata dia ada di dekat ruang guru yang letaknya tidak jauh dari perpustakaan.

“Ka!” panggil Leo
Akupun segera menengok ke sumber suara, ternyata itu suara Leo yang sedang berjalan ke arahku.

“Eh kamu de, kan depan ruang perpus bukan ruang guru” sindirku agak canggung
“hehe iya maaf ya ka, ka gimana jawabannya?” tanya leo terbata-bata
“Jawaban apa? Emang kamu abis ulangan?haha” jawabku berusaha menghangatkan suasana
“Aduh (sambil menggaruk-garuk kepala) bukan itu ka maksud aku, emmmh gimana? Kaka mau ngga jadi pacar aku?” tanya leo yang terlihat panik
“Ya enggak lah!” jawabku tegas. Leo kaget dan mulai agak menunduk
“Ya nggak mungkin aku ngga mau jadi pacar kamu de” ku lanjutkan dengan senyuman
“Serius ka!!? Makasih ya kaaaa” ucap leo yang sangat senang
“Iyaa masa bercanda sih, yaudah kamu mau pulang ya?” tanyaku
“iya ka, kaka mau bareng?” jawab leo masih dengan wajah sumringah
“emh kayanya aku latihan dulu deh, aku bisa pulang sendiri ko, kamu duluan aja nggapapa” jawabku dengan lembut.

Kamipun berpisah sambil mengucapkan salam perpisahan. Selepas itu aku merasa seperti artis ftv, yaa apalagi kalo bukan senyum-senyum sendiri, semangat latihan, dan yang paling parahnya aku ngga marah saat adik kelasku menumpahkan es jeruknya ke bajuku.

‘Ya tuhaaan beri rasa ini sepanjang hidupku, amin” aku memohon dalam hati.

Hari demi hari kami semakin cocok, selalu berangkat dan pulang sekolah bersama,minggu berikutnya kami saling menunggu latihan satu sama lain, kadang kalau lagi istirahat dia suka mendatangi kelasku dan menemaniku makan, bahkan display picture bbm, avatar twitter sampai photo profil facebook kami sama.

Dua bulan hangatpun berlalu sampai tiba saatnya dia bersikap dingin, aku bingung kenapa tiba-tiba tanpa alasan dia menjawab bbmku sangat singkat. Jika aku ajak berangkat sekolah bareng dia suka mencari-cari alasan, begitupun juga ketika aku minta jemput dia selalu terlambat dan tidak mengucapkan apa-apa sampai rumah. Paginya disekolah, tepatnya di toilet perempuan.

“Ka, kaka putus ya sama Leo?” tanya nia adik kelasku yang kebetulan satu kelas dengan leo
“ha? Engga ko? Ko kamu ngomongnya gitu ni?” tanyaku agak kaget
“Iya ka abisan aku penasaran ka dpnya Leo udah ngga sama kaka, statusnya juga udah ngga ada, terus tadi aku tanya, Le lo putus sama ka nora? Dia jawab iya ka” jelas nia
“hahaha iyaa diemin aja ni engga kita belum putus ko” jawabku sambil tertawa.

Padahal dalam hatiku seperti daging yang di iris pisau tajam, sakit tidak? Menurut kalian? Aku pun berusaha terlihat seperti tidak ada apa-apa tadi pagi, aku masih menaruh muka dua di depan teman-temanku.

Sore setelah pulang sekolah aku dan aisyah main ke rumah caca teman sebangku ku ketika kami kelas sepuluh. Akupun menceritakan semua kejadian di toilet tadi.

“demi apa ra? Kata adek kelas lo gitu? Wah ngga bener nih ngga bener!! Em gimana kalo kita telphone leo! Biar dia kasih pejelasan” respon caca
“tapi gue ngga berani ca” jawabku takut
“yaudah sini gue aja yang telphone, ribet amat lu pada” ais yang sedang nonton menawarkan diri.

Lucunya kita menyama-nyamakan suara seperti anggota padus sebelum menelpon, setelah sekiranya sama Ais langsung menelpon leo.

“Hai le, lagi apa?” ais berusaha menyamar
“lagi dirumah belajar?” jawab leo seadanya
“oh belajar, ehiya tadi ada temen kamu yang bilang kata kamu kita udah putus? Emang iya?” nada aisyah yang sok sedih
“Siapa ra? Enggako aku ngga pernah bilang gitu” kata leo yang masih cuek
“iyaa kata temen kamu tadi, si nia tadi dia ketemu aku di toilet, terus kenapa status kamu ngga ada nama aku?” suara cempreng dan logat Ais yang cepat kembali seperti semula. Aku dan caca mulai panik
“ra? Ini kamu kan? Ko suara kamu beda sih” tanya Leo yang mulai risih
“ehem em em, ha emang iya? Nggatau nih aku lagi batuk serek gitu” Aisyah yang panik mulai mengeles. Muka kami bertiga terlihat sangat kecut saat menahan tawa melihat kelakuan ais.

Tiba-tiba saja telphone terputus akibat pulsaku yang habis. Akhirnya aku dan aisyah pulang karena sudah larut malam dan besok harus sekolah. Tiga minggu berselang, aku dan leo semakin hari semakin dingin, minggu ini adalah ulangan akhir semester dan besok hari terakhir kami ulangan,aku merasa khawatir dengan hubungan ini lalu aku memutuskan untuk pulang bareng. Dalam perjalanan terlihat leo biasa saja masih seperti pertama kita jalan, kita bisa ketawa bareng lagi, dia ngga ada cuek-cueknya sama sekali, sampai akhirnya aku bertanya

“Le, kamu sebenernya masih sayang ngga sih sama aku?” nadaku yang mulai serius
“sayang lah, ko kamu nanyanya gitu sih ra? Ada juga aku yang tanya kamu, kamu sayang ngga sama aku?” jawab leo tegas
“kalo aku sayang banget sama kamu, makannya kamu jangan ninggalin aku ya” kataku sambil membenari posisi tanganku di pinggang leo
“iyaaa aku juga sayang banget sama kamu raaa, sabtu kamu ada acara ngga? Temenin aku tanding futsal ya ra” nada leo yang sangat lembut membuat hatiku luluh
“sabtu? Ngga ada ko, yaudah kamu jemput aku ya” balasku lembut
Pagi ketika jam istirahat aku menuju toilet sendirian,tiba-tiba
“Noraaa!!!!!!! Lo mesti tau!! Leo tuh selingkuh sama nabilaaa!!” Sara histeris sambil menarikku menuju kelas leo

Aku terdiam dalam perih, kali ini bukan hati yang teriris pisau lagi tapi panah yang menancap kencang tepat di hatiku. Tetapi aku masih belum percaya apa yang dikatakan sara, aku masih berusaha menegarkan hatiku dan bersikap sok tenang.

“serius sar? Ohh yaudah diemin aja hehe” terlihat muka ku yang masih cengengesan sambil menahan perih. Sampailah aku didepan kelas Leo
“Raaa!!! Lo masih bisa cengengesan kaya gini? Liat nih status leo!! Nabila love” sara menegaskan kejelasan semua ini.

Seketika itu mataku mulai berkaca-kaca dan panah yang sudah menancap mulai lepas perlahan. Di depan kelas X3 sara caca dan aisyah menarik leo yang sedang duduk. Aku hanya berdiri staycool dan memberi senyuman pada leo.

“LEO!! Sekarang lo jelasin ke nora! Apa maksudnya status lo!! Adek kelas aja udah songong!Lo itu bego yak, lo selingkuh di bbm! Gue tau nora lagi off tapi lo tololnya jangan ketolongan dong!! Lo itu masih punya kontak sahabat-sahabatnya nora!! Bego ko dipiara!!” sahabat-sahabat baikku menyerang leo dengan tidak memberi kesempatan leo bicara. Sambil mereka memarahi laki-laki itu, diam-diam aku menuju kelas dengan air mata mengucur deras dipipiku. Aku duduk dikelas berusaha mengelap setiap air mata yang jatuh agar teman-teman dikelas tidak tau apa yang sedang terjadi. Tapi semua sia-sia karena tiba-tiba sahabat-sahabatku mendatangi aku dan semua memelukku dengan erat.

“Ra yang sabar yaa” terdengar suara caca menguatkanku
“ra lo kalo mau nangis ya nangis aja” sambung suara aisyah
“ko lu malah senyumsenyum gitu sih, jangan sok tegar deh lo raa, sabar ya raa!! Emang bajingan tuh cowok” sara berusaha membelaku
“hehehe engga gue nggapapa ko temen-temen, makasih banyak yaa kalian udah ngasih tau gue, gue kuat ko hehe” kataku sok tegar sambil melepaskan pelukkan mereka, tak hentinya air mata mengalir walaupun aku tersenyum. Akhirnya mereka kembali ke kelas masing-masing.

Lalu terlihat banyak anak kelas X ada di depan ruang kelasku, laki-laki itu mucul dari balik segerombolan teman-temannya menuju ke arahku.

“ra maafin aku ya, aku udah duain kamu” kata leo yang sudah berada di depanku
“apa yang harus perlu dimaafin?kamu ngga salah ko,terus maunya kamu apa sekarang?” jawabku yang masih saja terlihat sok tegar
“emm, kita putus ya?” kata-kata yang keluar dari mulut leo sontak membuatku kaget dan pasrah
“yaudah kalo itu mau kamu” jawabku masih dengan senyuman lalu leopun meninggalkan kelasku.
“Bego emang lu! Cewek baik, cantik, pinter lu putusin” aldy teman leo mengompori
“buat lu aja” tegas Leo.

Di rumah, aku mengurung diri dikamar seharian,aku berfikir mungkin aku adalah wanita paling bodoh yang pernah ada, menangis kejer hanya untuk laki-laki tidak tau diri itu.
‘Leo? Lo tuh cowok pertama yang berhasil dapetin hati gue, dan lo cowok pertama juga yang berhasil ngerobek hati gue, lo ngga inget, baru kemaren kita pulang bareng, jalan bareng, ketawa bareng, terus maksud dari semua itu apa?’ dalam hatiku sambil aku menahan suara tangis.

Semalaman aku menangis alhasil pagi ini aku terbangun dengan mata sembab dan agak hitam, tapi hari ini aku harus latihan dance karna dua minggu lagi akan ada lomba. Latihan hari ini kurang maksimal, begitupun teman-temanku yang tidak tega melihatku tak bersemangat latihan. Akhirnya kami akhiri latihan ini lebih awal.

Dirumah aku masih suka melamun, memikirkan laki-laki itu, dan hatiku bertanya-tanya, siapakah wanita itu? Seperti apa dia? Wanita yang bisa membuat leo sejahat ini kepadaku, aku dengar-dengar dia teman satu angkatanku, aku berusaha mencari tau siapa dia, ternyata dia adalah nabila kelas 11ips2, wajahnya familiar, ya aku ingat dia! ketika kami LDKS dia sempat merebut homestayku dan sekarang dia merebut? Hafft ini menyakitkan.

Senin pagi ketika jam istirahat berlangsung aku mengajak bella ke uks untuk melihat caca, katanya kaki caca terkilir waktu ambil nilai olahraga tadi. Tidak sengaja aku bertemu nabila di ruangan itu. Aku sama sekali tak menyapanya tetapi tiba-tiba caca dan desty menyamperi wanita itu

“Nab, lo jadian sama Leo ya?” tanya caca sok asik
“iyaa, gue ngga tau apa-apa ko, leo ngga bilang apa-apa sama gue”jawabnya setengah panik
“emang lo nggatau kalo leo pacarnya nora?” tanya desty mengintimidasi
“engga gue ngga tau sumpah, dia ngga cerita apa-apa sama gue, tau-tau dia nembak gue gitu aja.......” nabila mencoba meyakinkan kami
“udaah udah, iyaa nab lo ngga salah apa-apa ko, balik yuk bell” leraiku lembut memotong pembicaraan mereka

Selepas itu aku menunggu caca dan desty di depan uks, tidak lama waktu berselang ada suara gaduh dibelakangku, ternyata nabila jatuh pingsan. Bel masuk kelas berbunyi aku dan bella segera  masuk kelas karena akan ada pelajaran mandarin. Sebenarnya aku sudah melupakan kejadian itu semua aku berusaha ikhlas, karena aku yakin tuhan punya rencana yang indah untukku. Ditengah pelajaran aku iseng melihat hp, ternyata ada dua pesan masuk dari leo.

“Bell!! Leo bel leo” bisikku ke bella. Aku langsung membuka isi pesan itu yang isinya

‘Lo apain cewe gue tadi!! Urusan lo sama gue bukan sama cewe gue, gue tunggu lo depan kelas gue nanti’ isi pesan pertama yang langsung membuat aku sesak sehingga jantungku berdetak lebih cepat, karena penasaran akupun membuka pesan yang ke dua

‘Asal lo tau, gue jadian sama lo tuh cuma buat TARUHAN!!! INGET ITU!!” kata-kata yang kasar dan capslock yang ngga nyantai sontak membuat tanganku reflek melempar handphone ke meja, dan berhasil mengagetkan bella, aku tertolong dengan suara gaduh kelasku.

“ra?!! Lo kenapa?” bella yang penasaran segera mengambil handphoneku
“bell, gue salah apa bell???? Tadi gue ngga ngapa-ngapain nabila!! Bahkan gue yang nenangin suasana!! Nabila bilang apa bel ke leo sampe leo sms gue kaya gini ya allah” nadaku mulai sesak seperti ingin menangis.
“ra ini ngga bisa dibiarin ra, biar gue nanti bilang sama temen-temen biar kita yang nyamperin dia” kata bella yang juga mulai emosi
“ngga ngga usah bell ini urusan gue sama dia, gue juga bisa ko kesana sendiri” sanggahku
“engga ra!! ngga bisa, kita harus kesana!! Lo sahabat gue,ngga terima gue lo diginiin adek kelas” bella langsung memberitahu kejadian ini ke semua sahabatku dan banyak teman-teman baikku juga ikut membantu
Siang setelah sholat dzuhur aku dan teman-teman langsung menyamperi Leo, lagi-lagi ketika leo sedang duduk santai kali ini caca yang menariknya
“HEH!! Adek kelas ngga tau diuntung lo!!” caca menunjuk leo sambil mendorongnya ke arah kita. Disitu aku hanya diam, karena leo di serbu teman-temanku. Sekiranya teman-temanku sudah puas, aku angkat bicara.
“Le? Maksud lo apa ha? Cewe lo bilang apa aja ke lo sampe lo sms gue kaya gitu!!” nada bicaraku semakin tinggi
“jangan keroyokan dong” leo mengeles
“EH bego!! Kita yang mau bantu nora! Emangnya lo? Disini siapa yang mau bela dia ha?” potong caca
“ngga ada kaaaaa hahaha” jawab teman-teman leo kompak
“Lo denger sendiri kan? Gue ngga minta mereka kesini! Sekarang terserah deh lo mau ngapain! Asal jangan pernah ganggu hidup gue lagi, karena gue ngga akan pernah ganggu hidup lo lagi” sebuah tamparan melesat dipipi leo.

Semenjak itu, kamipun tidak pernah berhubungan sama sekali, pernah suatu malam dia mengajakku balikan, tapi aku menolaknya mentah-mentah. Satu tahun berlalu, perlahan aku mulai melupakan semua perasaan, semua kejadian, dan semua kenangan kita. Sampai aku dengar kabar bahwa mereka putus, aku percaya dengan kata-kata bella ‘liat aja ra semua yang diawali ngga baik pasti akhirnya juga ngga baik, dia bisa giniin lo dia juga pasti giniin nabila’ kata-kata sakti itu yang membuat aku bangkit dari kegalauan kurang lebih satu bulan, selepas itu aku menjalani hari kembali seperti sedia kala dimana aku bisa bercanda dan tertawa.

Pagi itu seperti biasa aku menuju kantin sendirian, tiba-tiba ketika aku tidak sengaja menengok, seseorang menabrakku dari belakang, dia adalah leo yang menumpahkan minumannya ke bajuku

“eh yampun maaf maaf!!”leo masih belum sadar yang dia tabrak adalah aku, lalu akupun berbalik
“nora?! Aduh ra maafin gue yaa” sesal leo sambil membersihkan bajuku dengan tissue. Aku hanya diam mengangguk sambil tersenyum dan pergi ke kelas.

Setiap kami berpapasan, aku merasa cangggung seperti pertama kali kita bertemu, begitupun leo selalu salting setiap aku melewatinya. Sampai tiba pada suatu malam, aku dibangunkan adikku karena ada teman yang mencariku, aku masih memakai seragam pramuka lengkap dengan dasi akibat ketiduran tadi sore, aku juga tidak sempat ganti baju langsung saja aku kedepan dan seseorang diatas motor sudah menungguku

“Lee leo? Ngapain kamu disini” aku yang tak percaya mengucek-ngucek mata
“iya raa, emangnya ngga boleh ya? Aku mau minta nomer kamu dong sekalian pinnya ya hehe nih” pintanya dengan nada bercanda sambil menyerahkan hp
“emang nomer aku kemana” tanyaku sambil mengetik, disitu aku sudah benar-benar melupakan kejadian satu tahun lalu mengubur semua kejadian demi kejadian yang me nyakitkan. Kami mengobrol sebentar untuk menghangatkan suasana, karena hari semakin larut aku menyuruhnya pulang.

Jujur aku masih belum melupakan dia sepenuhnya, masih ada rasa yang tertinggal didalam hatiku, sulit dipungkiri kata-kata ‘cinta pertama adalah cinta yang paling susah dilupakan’ walaupun dulu aku sebegitu bencinya dengan leo.

Kali ini pagi itu kembali seperti dulu, aku yang ingin berangkat dianter papah melihat ada seseorang bermotor satria disebrang sana yang sepertinya aku kenal, ketika aku dekati, yaa siapa lagi kalau bukan laki-laki tadi malam. Akhirnya aku memutuskan untuk berangkat bareng leo. Aku merasa tak ada yang berbeda dengannya saat dimana kita pertama kali jadian. Setiap malam kami bbman kembali, siapa yang tahu jadwal bola dia yang harus mengingatkan, tertawa dikeheningan malam karna kelakuan konyol kami, sungguh aneh semua kejadian ini kembali terulang. Dua minggu berselang leo mengajakku nonton club kesukaannya yaitu chelsea yang akan tour asia bulan ini, dia tahu aku tidak begitu suka chelsea tapi diapun tau aku sangat suka fernando torres yang sekarang masih berada di club kesayangannya. Awalnya aku bilang tidak mau, tapi karena dia menjanjikan aku akan meet and greet dengan torres aku tidak bisa menolaknya.

“besok jangan ngaret yaa jemputnya le hahaha” candaku dalam bbm
“hahaha suka-suka guelah kan gue yang tau tempat beli ticketnya dimana wee:p” ejek leo.

Kami berangkat malam hari tepat pukul setengah tujuh malam, aku bingung kenapa leo tiba-tiba membatalkan janji kami tadi siang, tapi yasudahlah. Setelah kami membeli ticket chelsea leo juga membelikan aku ticket nonton, persis seperti dulu setiap kami nonton aku balik membelikan popcorn caramel kesukaannya.

Waktu menunjukkan pukul 9 malam, waktunya pulang ketika kami sampai dirumahku, aku mengembalikkan handphone leo yang ia titipkan dalam tasku, dan aku sangat terkejut  ketika yang ku ambil adalah mawar putih yang indah, tiba-tiba leo pun memberikan coklat kesukaanku dari balik tangannya sambil mengatakan

“Noraa, emh gue tau dulu gue pernah ngelakuin hal yang fatal, gue nyesel banget ngelakuin itu semua, tapi kali ini gua bener-bener sadar lo itu cewe yang paling baik buat gue, gue janji ngga akan ngulangin lagi maafin semuanya ya ra, kita bangun lagi dar nol, lo mau kan balikan sama gue?” wajah leo sangat serius

“tapi ada syaratnya, lo harus ngomong kaya tadi sambil napas lewat idung” balasku
“raaa? Itukan ngga akan mungkin bisaaaa” leo mulai pesimis
“hahahahahahaaa gue bercanda keles, iyaa gue mau ko leo sidunata kuuuu” candaku sambil menyubit pipinya kamipun tertawa memecahkan hening malam.

Di tempat tidur aku mengenang kejadian tadi, bagaimana bisa leo meletakkan bunga itu dalam tas, sedangkan tas itu aku selalu pegang, tiba-tiba sebuah getaran PING dari hp mengagetkan aku yang sedang melamun

‘Raaa buka memopad deh’ ternyata leo, aku yang penasaran tidak langsung membalas bbm itu tapi langsung membuka memopad yang ada di hpku, ternyata setelah aku cari ada sebuah judul ‘Nora’ yang rasanya aku tidak pernah menuliskan di memoku ketika aku buka


‘aku sayang banget sama kamu Nora’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar