Sabtu, 11 Maret 2017

KKN Diary. La miser commence dès maintenant !

Hai semua, benar-benar tidak terasa sudah hampir satu tahun aku tidak melanjutkan tulisan ini, yaitu diary selama KKN. Namun syukurnya ada beberapa tulisan yang  kucantumkan tanggal dan waktunya.

Kegiatan ini sudah lama sekali, tepatnya bulan Januari 2016, awalnya aku ragu untuk mengikuti matakuliah ini. Karena selama kurang lebih satu bulan aku harus mengabdikan diri disebuah desa terpencil. Beruntungnya jumlah SKS yang tersisa masih bisa mendaftarkan matakuliah ini. Karena mendadak, aku langsung bertanya kepada  beberapa temanku yang sudah setengah jalan mengurus administrasi. Semua langsung kusiapkan dengan teliti. Surat pernyataan, angket, tanda tangan, hardcopy sks, tidak lupa foto berukuran 3x4 kumasukkan kedalam map berwarna pink. Kegiatan ini tadinya wajib untuk diikuti sebelum ada kejadian kecelakaan di sebuah sungai dekat bendungan daerah suka bumi yang menelan 1 orang mahasiswi karena terbawa arus, namun sekarang sudah menjadi matakuliah pilihan.

Peraturannya adalah nanti dari setiap kelompok akan terdiri dari sepuluh orang dengan jurusan yang berbeda-beda dari setiap fakultas yang berbeda pula. Namun tahun ini ternyata peraturan sedikit diubah, setiap fakultas boleh mengirimkan 2 orang dari jurusan yang sama. Maka dari itu aku bisa bersama teman satu jurusanku untuk melewati KKN ini.

Ketika hendak mengumpulkan, aku mencari teman yang belum memiliki pasangan. Pada waktu itu adalah hari terakhir pengumpulan berkas. Karena terburu-buru desi temanku akhirnya memilih aku untuk menjadi pasangan KKNnya. Dengan kata lain sebenarnya dia terpaksa hehe. Seharusnya dia bersama Shinta, karena Shinta mengumpulkan berkas terlambat dan tidak mengtahui kabar perubahan peraturan itu akhirnya dia menjalani KKN sendirian. Maaf ya shinta, seharusnya desi yang bersama kamu. Namun apakah ini sebuah takdir?

Desi adalah teman satu jurusan denganku , ia adalah wanita berkerudung dengan kulit hitam manis yang memiliki sifat dewasa, sifat itu aku ketahui dari Shinta. Setelah mengumpulkan berkas, pengumuman kelompok akan disampaikan beberapa hari setelahnya. Aku mendapatkan delapan teman baru dari jurusan lain, empat dari Fakultas MIPA, dua dari Fakultas Ilmu Keolahragaan, dan yang terakhir dua dari Fakultas Ekonomi. Kami akan tinggal bersama di Desa Cicinde Utara, Karawang.

Kami membuat group di Whatsapp, aku tidak begitu aktif didalam group tersebut karena aku merasa belum mengenal mereka terlalu dekat. Kami mengadakan janji untuk bertemu membicarakan survey, tibalah hari pertemuan itu, saya bertemu dengan tiga teman baru, mereka adalah Shifa, Tiara dan Nofia. Shifa yang kemudian saya panggil Cipa ini adalah wanita dewasa dengan ukuran sedikit mini, imut dan lucu, saya senang mengenalnya, dia adalah seseorang yang asik ketika sedang berbicara. Tiara teman dekatnya, berbeda dengan Cipa, tiara memiliki tubuh agak lebih besar dari saya, ia memakai kerudung panjang dan memiliki suara unik, sifatnya yang periang membuat hari-hari saya terasa tidak membosankan akibat celetukkan-celetukkannya itu apalagi jika sudah berduet dengan Nopia. Ya saya memanggilnya Nopia, dia adalah seseorang yang ceplas-ceplos, kekepoannya sangat besar, sampai ternyata dia pernah men stalk semua anggota group satu persatu, wanita ini benar-benar berisik, banyak candaan yang ia lontarkan dan membuat semua orang terpingkal, suasana akan selalu ramai karena kehadirannya.

Di kemudian hari, kami mengadakan pertemuan lagi, yang diadakan di kampus B UNJ di sebuah pendopo kecil berwarna hijau dekat kantin. aku datang terlambat, semua sudah selesai dibahas, namun beberapa orang masih stay disana, aku bertemu dua teman baru dari FIK, Tria dan Adyatna namanya. aku hanya berkenalan dan belum mengetahui bagaimana mereka. Sampai tibalah hari dimana semua mahasiswa KKN berkumpul untuk melakukan pembekalan. Aku lagi-lagi datang terlambat, tapi terlihat dua pria masih duduk-duduk didepan tempat registrasi, aku pun menyuruh mereka untuk segera masuk, tapi mereka menolak, yasudah akhirnya aku masuk dan bertemu dua teman baru lainnya yaitu Waskita dan Bayu. 

Waskita ini adalah seseorang yang paling dekat denganku selama di Cicinde, dia adalah wanita yang dewasa, sifatnya yang ke ibuan dan perkataannya yang lembut membuatku lebih sering cerita kepadanya, tapi seiring berjalannya waktu waskita terkontaminasi juga dengan kami, hari demi hari dia menjadi seseorang yang ceplas ceplos dan kadang-kadang bisa melucu juga. Adapula bayu, hemmm.. bagaimana mendeskripsikannya, di awal perkenalan ia terlihat tidak banyak bicara, aku pikir setelah beberapa hari ia akan lebih sering mengobrol dengan kami, ternyata tidak! Dia benar-benar pendiam, lebih dari sekadar pendiam malah.

Selesai pembekalan, kelompok kami dipanggil oleh dosen yang akan membimbing kami selama kegiatan berlangsung, semua sudah berkumpul, kecuali tiga orang, mereka adalah Tria, Adeng dan Isfan. Mataku kemudian memutar ruangan tersebut, dibalik kerumunan orang terlihat dua orang yang sepertinya aku kenal karena telah ku temui dekat meja registrasi, mereka menuju pintu keluar, aku buru-buru berjalan dan mendapati baju mereka berdua lalu aku tarik agar mereka ikut bergabung rapat.




Tria adalah ketua kelompok kecil kami, dibalik sifatnya yang suka nyeletuk dan suaranya yang cempreng, dia merupakan seseorang yang cukup dewasa. Aku pikir aku tidak bisa mengandalkannya sebagai ketua, ternyata aku salah. Adeng alias adyatna ini adalah sahabatnya, dia benar-benar menyayangi tria, terlihat ketika mukanya tidak begitu ceria karena tria tidak ikut di hari pemberangkatan menuju desa. Dia akan menurut apa yang dikatakan sahabatnya itu, dibalik kelakuan ikut-ikutannya itu dia merupakan sosok yang lucu, yang membuatnya semakin lucu adalah gerakan tubuhnya, seolah ia sedang berada di dalam acara lawak, setiap harinya dia akan selalu membuat kami tertawa terbahak-bahak bahkan hingga napas kami tersendat.

Yang terkahir adalah Isfan, aku hampir tidak ingat kapan aku pertama kali bertemu dengannya, karena memang dia seseorang yang tidak terlalu dekat denganku. Bayu dan isfan memiliki sikap yang hampir sama, yaitu diam dan menyendiri. Pertama aku melihatnya ketika didalam bis keberangkatan. Aku tidak begitu terlalu memperdulikkannya, nanti juga kenal dengan sendirinya.
Aku menuliskan beberapa diaryku selama disana, yaa beginilah ceritanya...



Sabtu, 16 January 2016 , 23.06 WIB
Day one
Hari yang cukup melelahkan. Hari ini adalah hari dimana aku berangkat KKN, Kuliah kerja nyata. Karena persiapan yang memang agak ngga niat dan dengan waktu yang super mepet. Aku berhasil menyelesaikan persiapan barang-barang dr pukul 9 sampai 2 malam.

Kemudian bangun pukul 4. 50 dibangunin mamah, aku mendadak kaget karena telat bangun. Tapi anehnya kesyokan tadi hanya formalitas saja, karena pada ujungnya aku tetap bergerak lambat dan mengecek hp sebelum mandi. Setelah itu aku mempersiapkan segala sesuatunya, ku check lagi dan lagi barang-barang bawaan agar tidak ada yang tertinggal. Lalu kira-kira pukul 5.45 aku berangkat, diantar mamah dan papah. Aaa sosweet.

Mereka mengantarku sampai depan bis untuk menaruh barang, lalu kami  pergi ke kantin blok m untuk membelikan bekal untukku. Setelah itu kami berpisah, aku mencium pipi mamah dan papah lalu berpamitan.

Bis mulai jalan menuju desa cicinde utara sekitar pukul 8.30. kami sangat menikmati perjalanan, karena kelompok 3 tidak berhenti2 tertawa. Saling mengejek. Tiba pukul 12 di kantor kepala desa, namun beliau sedang tidak di tempat, akhirnya kami memutuskan untuk menaruh barang barang terlebih dahulu di homestay kami.

Kegiatan hari ini adalah sekitar pukul 1 kami akhirnya mengobrol dengan kepala desa di rumah bu iim sekertaris desa. Kemudian pukul 2 siang kami makan siang di homestay lalu tertidur sampai sore. Pada pukul 5 sore kami mandi dan sholat asar dilanjutkan sholat magrib. Dan pukul 8.30 malam kami rapat besar di homestay lak-laki.

Rapat yang cukup sengit. Aku merasa terdzolimi hahaha karena beberapa pendapatku selalu dtolak dan diserang oleh ketua kelompok besar dan beberapa orang. Namun pada dasarnya aku berargumen untuk memperjuangkan biaya yang menurutku agak tidak masuk akal. Masalah tidak berhenti sampai dsitu saja namun berlanjut di group whatsaapp

Ah sial!

Tetapi semua selesai dengan kepala dingin. Alhamdulillah. Akupun berdoa kepada Allah, lancarkanlah segala sesuatunya selama kami kkn didesa ini. Lindungilah kami dari mara bahaya. Semoga kami sukses menjalankan setiap prokernya. AMIN.

Salam dalida yang udah ngantuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar