Pagi itu adalah
hari yang sangat aku tunggu-tunggu, saat dimana aku menjadi kaka OSIS yang akan
mempunyai adik baru dan akan memperkenalkan mereka selama tiga hari sekolah
yang nantinya mereka singgahi selama tiga tahun. Sebelum mereka resmi
dinyatakan sebagai murid di SMA mereka harus menjalani Masa Orientasi Peserta
Didik Baru yang biasa kami sebut MOPDB .
“Lal
lo bagian cut nyak dien yaa, Nora lo bagian hassanudin” fajar si ketua osis
meangakhiri brefingnya.
Aku mendapatkan tugas untuk menjadi pendamping
kelas berguguskan Hasanudin,dua haripun berlalu dan esok adalah hari terakhir
mereka menjalani MOPDB, hari dimana demo ekskul berlangsung.
“Deeek!!
Ayo cepet turun udah pada kumpul” teriakku mengumpulkan semua peserta di
lapangan.
“Ka..
kaka kita disini aja ka biar ngeliatnya jelas” pinta anak-anak hassanudin
“Yee
yaudah yaudah terserah kalian tapi jangan berisik yaak waktu nanti udah pada
tampil, kamu rifqi! Suka nyeletuk tuh, nanti diem yaaa” nasihatku sambil
mengatur anak-anak lain
“
Siap iya kaa” jawab mereka
Setelah sekiranya
semuanya rapi aku segera bersiap-siap menemui teman-temanku yang sudah siap
dengan seragam dan atribut nya, ya mereka memakai seragam Paskibra.
“NAH!!
Dateng juga lo ra, ayo buru ganti baju” lilien menyuruhku bersiap.
Dengan waktu yang
singkat akupun memakai seragam itu dibantu teman-temanku yang sudah siap. Kami
tampil diurutan sebelas tepatnya jam 1 setelah kegiatan ishoma.
Kelas yang aku
dampingi termasuk kelas terberisik waktu itu, mereka duduk didepan para penampil demo ekskul. Jantungku tak ada
hentinya berdetak kencang ketika komandan mengambil aba-aba untuk memasuki
lapangan.
“Peeeeerhaaatian
langkah tegap majuuu jalan!” teriak Dwi si komandan.
Segera aku pasang
wajah dengan senyuman manis dan langkah yang pasti, berjalan langkah demi
langkah menuju tengah lapangan yang terik dan ramai suara para peserta mopdb.
‘Bismillah
bismillaah focus noraa’ dalam hatiku.
Ketika aku ingin
membuka formasi aku sangat gerogi dan berbuat salah, ya! Penyebab siapa lagi
kalau bukan anak-anak hasanudin yang meneriakiku sambil meledek dan bertepuk
tangan untukku.
Setelah aku
selesai tampil, dengan cepat aku mengganti costumku dengan seragam dan
almamater, langsung aku hampiri mereka cowok-cowok nakal asal hasanudin.
“Siapa
tadi pelopornya?!!” tanyaku dengan nada sedikit tinggi dan senyuman
“dia
kaa diaaa, Leo ka !” jawab mereka kompak sambil menunjuk seseorang bernama Leo
“Kamu lagi kamu lagi ya de! Sini
nametagnya kaka ambil!” aku mengambil nametagnya
Sebenarnya aku tau
bukan dia pelakunya tapi anehnya kenapa dia sebegitu pasrahnya menyerahkan
nametagnya padaku. Ah sudahlah tidak penting juga.Akhirnya demo ekskulpun
berakhir ditutup dengan ekskul band Dieciseis.Tidak terasa tiga haripun
berlalu, banyak suka dan sedikit duka kita jalani kemarin.
Sorenya setelah
brefing evaluasi dengan pembina OSIS aku segera pulang dan langsung merebahkan
badanku yang baru saja diforsir selama tiga hari berturut-turut. Tiba-tiba ada
getaran yang mengagetkanku, ternyata asalnya dari hpku, langsung saja aku
membuka sebuah short message dari nomer yang tidak aku kenal itu. Dalam sms itu
dia mengatakan
Akupun mencoba
mengingat-ingat siapa dia, ternyata dia adalah adik kelas baru ku. Yaaayaayaa
Leo laki-laki putih,tampan,anak futsal,sedikit bandel dan agak polos
sepenilaian ku saat itu.
“Oh
kamu de, iya kenapa?” jawabku seadanya
“engga
ko ka, kaka lagi apa?” tanya anak bocah itu.
‘lah
ini anak kenapa tiba-tiba nanyanya aneh ya’ pikirku dalam hati
“baru aja sampe rumah de, kamu?” balasku cuek.
Berakhirlah percakapanku malam itu,lalu akupun mulai mengenang keseruan
tiga hari kemarin, tiba-tiba terlintas wajah laki-laki yang tadi aku ambil
nametagnya. ‘ih apansi ra! Kenapa lo jadi mikirin dia gini dah, udah
tidur ah’ sambil memejamkan mata.
Esoknya ketika aku berjalan sendirian menuju kantin aku bertemu dengan Leo
dan segerombolan teman-temannya.
“eh
de !! kamu semalem ngapain sms kaka?” tanyaku penasaran
“ha? Engga ka? Siapa yang sms kaka?” jawab Leo bingung
“ciyeeee kyuuukyuuuu... ka katanya Leo suka tuh sama
kaka” terdengar suara rifqi mengompori.
Aku langsung
meninggalkan tempat itu dengan wajah agak sinis.
Malamnya sehabis
aku belajar kelompok lagi-lagi aku mendapati pesan yang sama dan anehnya dengan
nomer yang berbeda.
“loh?
Kamu ganti nomer de?”tanyaku bingung
“engga ka, aku baru sms kaka ini” jawabnya cuek
Ternyata setelah
kami mengobrol semalaman dalam sms, nomer kemarin adalah nomer rifqi yang iseng
mengerjaiku. Aku tidak habis pikir dengan kelakuan rifqi yang super duper
nakal. Tapi yasudahlah kejadian salah paham itu hanya berlangsung dua hari.
Hari demi hari aku semakin dekat dengan Leo kamipun saling bertukar pin bb
bahkan setiap kami berpapasan di setiap sudut sekolah teman-temannya selalu
mengompori kami berdua. Akhirnya tiba saat dimana aku menerima sebuah bbm yang
membuat aku bingung, dan jantungku berdetak lebih kencang. Apalagi kalau bukan
seseorang yang menyatakan cintanya.
Hari-hari kupun
berubah, dari yang biasanya aku sangat ceria, bawel, bernyanyi dimana-mana
tiba-tiba aku menjadi murung, lemas, dan lebih tepatnya suka melamun. Dan aku
lebih suka mengurung diri dikelas di banding menuju kantin. Sampai ketika aku
sedang duduk sendirian dikelas.
“wey
!! (bella menepuk pundakku) kenapa sih lu ra? Dari kemaren? sakit?” tanya bella
“nggapapa
gua bell” jawabku singkat sambil melanjutkan melamun
“eh
normalnya elu tuh ngga bisa diem nora, nyanyi dimana-mana, iseng sini situ, kalo
diem begini berarti lu lagi ngga normal wakakak” sindir bella
“bisa
aja lu Bell” balasku kali ini dengan sedikit senyum.
Akhirnya aku
ceritakan semua kejadian itu pada Bella, ia adalah sahabatku sejak kelas
sepuluh, dan sekarang kamipun duduk berdua di kelas sebelas.
“oooooh
jadi ini yang buat lu galau, yaudah hari inikan ada futsal cup satu sekolah
nih, pasti dia ikut main futsalkan? Entar lo tunjukin yaak dia yang mana”
sanggah Bella
“okey
Bellaaaaah wkwkwk” ejekku yang sudah agak lega karena sudah bercerita.
Hari ini ada acara
futsal satu sekolah yang diadakan OSIS, tibalah kelas sepuluh dua kelas dimana
Leo bertanding. Aku dan teman-teman duduk menempati pinggir lapangan.
“yang
mana sih ra?” tanya bella penasaran
“sini
kamera lu!” pintaku. Bella pun memberikan
cameranya, lalu aku memotret dia yang sedang menendang bola
“ha?!! Demi apalu yang ini ra? ini ganteng noraaa!! Putih
lagi” teriak bella yang agak terkejut. Bellapun memamerkan foto ini ke
teman-teman, alhasil mereka sependapat dengan bella.
“yaudah
ra terima ajaaa, lo kan belum pernah pacaran juga, sekalinya di tembak, sama
yang begituan” kompor bella
“tapi
bell? Kita beda agama men” sesalku.
“iyak
sih, tapi emang lo pacaran sama dia sampe nikah? Kan engga, tapi lonya gimana?
Suka ngga sama dia” jawab bella memberi saran
“iyaaa
juga sih, nggatau bell bingung, gua diemin dulu aja kali yak sembari gua mikir
sembari gua nge test dia, dia itu serius ngga sama gue?” jawabku.
“iyaaaa
boleh tapi jangan kelamaan ini aja udah sebulan lo diemin dia, baek baek entar
kelamaan malah dia udah ilang rasanya men” bella pergi meninggalkan aku.
“Oh
gitu ya bel? Yaudah okey deh, thanks ya bellaaah!!” ucapku sambil nyengir.
Malamnya sangat
kebetulan sekali, tapi kali ini isi bbmnya bukan menyapa tetapi menanyakan
bagaimana dengan pertanyaannya satu bulan lalu.
“laki-laki
kan? Bisa nembak langsung kan?” sindirku.
Ke esokannya bel
pulangpun berbunyi, kali ini aku perlambat gerakanku menuju depan perpustakaan
sekolah, berbeda dengan jantungku yang berdetak lebih cepat. Dari podium aku
berusaha mengintip-ngintip ke arah perpustakaan, masih belum ada tanda-tanda
kedatangannya, lima belas menitpun berlalu, aku mulai mendatangi ruangan itu
ternyata dia ada di dekat ruang guru yang letaknya tidak jauh dari
perpustakaan.
Akupun segera
menengok ke sumber suara, ternyata itu suara Leo yang sedang berjalan ke
arahku.
“Eh
kamu de, kan depan ruang perpus bukan ruang guru” sindirku agak canggung
“hehe
iya maaf ya ka, ka gimana jawabannya?” tanya leo terbata-bata
“Jawaban
apa? Emang kamu abis ulangan?haha” jawabku berusaha menghangatkan suasana
“Aduh
(sambil menggaruk-garuk kepala) bukan itu ka maksud aku, emmmh gimana? Kaka mau
ngga jadi pacar aku?” tanya leo yang terlihat panik
“Ya
enggak lah!” jawabku tegas. Leo kaget dan mulai agak menunduk
“Ya
nggak mungkin aku ngga mau jadi pacar kamu de” ku lanjutkan dengan senyuman
“Serius
ka!!? Makasih ya kaaaa” ucap leo yang sangat senang
“Iyaa masa bercanda sih, yaudah kamu mau pulang ya?”
tanyaku
“iya
ka, kaka mau bareng?” jawab leo masih dengan wajah sumringah
“emh
kayanya aku latihan dulu deh, aku bisa pulang sendiri ko, kamu duluan aja
nggapapa” jawabku dengan lembut.
Kamipun berpisah
sambil mengucapkan salam perpisahan. Selepas itu aku merasa seperti artis ftv,
yaa apalagi kalo bukan senyum-senyum sendiri, semangat latihan, dan yang paling
parahnya aku ngga marah saat adik kelasku menumpahkan es jeruknya ke bajuku.
‘Ya tuhaaan beri
rasa ini sepanjang hidupku, amin” aku memohon dalam hati.
Hari demi hari
kami semakin cocok, selalu berangkat dan pulang sekolah bersama,minggu
berikutnya kami saling menunggu latihan satu sama lain, kadang kalau lagi
istirahat dia suka mendatangi kelasku dan menemaniku makan, bahkan display
picture bbm, avatar twitter sampai photo profil facebook kami sama.
Dua bulan
hangatpun berlalu sampai tiba saatnya dia bersikap dingin, aku bingung kenapa
tiba-tiba tanpa alasan dia menjawab bbmku sangat singkat. Jika aku ajak
berangkat sekolah bareng dia suka mencari-cari alasan, begitupun juga ketika
aku minta jemput dia selalu terlambat dan tidak mengucapkan apa-apa sampai
rumah. Paginya disekolah, tepatnya di toilet perempuan.
“Ka,
kaka putus ya sama Leo?” tanya nia adik kelasku yang kebetulan satu kelas
dengan leo
“ha?
Engga ko? Ko kamu ngomongnya gitu ni?” tanyaku agak kaget
“Iya
ka abisan aku penasaran ka dpnya Leo udah ngga sama kaka, statusnya juga udah
ngga ada, terus tadi aku tanya, Le lo putus sama ka nora? Dia jawab iya ka”
jelas nia
“hahaha
iyaa diemin aja ni engga kita belum putus ko” jawabku sambil tertawa.
Padahal dalam
hatiku seperti daging yang di iris pisau tajam, sakit tidak? Menurut kalian?
Aku pun berusaha terlihat seperti tidak ada apa-apa tadi pagi, aku masih
menaruh muka dua di depan teman-temanku.
Sore setelah
pulang sekolah aku dan aisyah main ke rumah caca teman sebangku ku ketika kami
kelas sepuluh. Akupun menceritakan
semua kejadian di toilet tadi.
“demi apa ra? Kata adek kelas lo
gitu? Wah ngga bener nih ngga bener!! Em gimana kalo kita telphone leo! Biar
dia kasih pejelasan” respon caca
“tapi
gue ngga berani ca” jawabku takut
“yaudah
sini gue aja yang telphone, ribet amat lu pada” ais yang sedang nonton
menawarkan diri.
Lucunya kita
menyama-nyamakan suara seperti anggota padus sebelum menelpon, setelah
sekiranya sama Ais langsung menelpon leo.
“Hai le, lagi apa?” ais berusaha menyamar
“lagi
dirumah belajar?” jawab leo seadanya
“oh
belajar, ehiya tadi ada temen kamu yang bilang kata kamu kita udah putus? Emang
iya?” nada aisyah yang sok sedih
“Siapa
ra? Enggako aku ngga pernah bilang gitu” kata leo yang masih cuek
“iyaa
kata temen kamu tadi, si nia tadi dia ketemu aku di toilet, terus kenapa status
kamu ngga ada nama aku?” suara cempreng dan logat Ais yang cepat kembali
seperti semula. Aku dan caca mulai panik
“ra?
Ini kamu kan? Ko suara kamu beda sih” tanya Leo yang mulai risih
“ehem
em em, ha emang iya? Nggatau nih aku lagi batuk serek gitu” Aisyah yang panik
mulai mengeles. Muka kami bertiga terlihat sangat kecut saat menahan tawa
melihat kelakuan ais.
Tiba-tiba saja
telphone terputus akibat pulsaku yang habis. Akhirnya aku dan aisyah pulang
karena sudah larut malam dan besok harus sekolah. Tiga minggu berselang, aku
dan leo semakin hari semakin dingin, minggu ini adalah ulangan akhir semester
dan besok hari terakhir kami ulangan,aku merasa khawatir dengan hubungan ini
lalu aku memutuskan untuk pulang bareng. Dalam perjalanan terlihat leo biasa
saja masih seperti pertama kita jalan, kita bisa ketawa bareng lagi, dia ngga
ada cuek-cueknya sama sekali, sampai akhirnya aku bertanya
“Le,
kamu sebenernya masih sayang ngga sih sama aku?” nadaku yang mulai serius
“sayang
lah, ko kamu nanyanya gitu sih ra? Ada juga aku yang tanya kamu, kamu sayang
ngga sama aku?” jawab leo tegas
“kalo
aku sayang banget sama kamu, makannya kamu jangan ninggalin aku ya” kataku
sambil membenari posisi tanganku di pinggang leo
“iyaaa
aku juga sayang banget sama kamu raaa, sabtu kamu ada acara ngga? Temenin aku
tanding futsal ya ra” nada leo yang sangat lembut membuat hatiku luluh
“sabtu?
Ngga ada ko, yaudah kamu jemput aku ya” balasku lembut
Pagi ketika jam istirahat aku menuju toilet sendirian,tiba-tiba
“Noraaa!!!!!!! Lo mesti tau!! Leo tuh selingkuh sama
nabilaaa!!” Sara histeris sambil menarikku menuju kelas leo
Aku terdiam dalam perih, kali ini bukan hati yang teriris pisau lagi tapi
panah yang menancap kencang tepat di hatiku. Tetapi aku masih belum percaya apa
yang dikatakan sara, aku masih berusaha menegarkan hatiku dan bersikap sok
tenang.
“serius
sar? Ohh yaudah diemin aja hehe” terlihat muka ku yang masih cengengesan sambil
menahan perih. Sampailah aku didepan kelas Leo
“Raaa!!!
Lo masih bisa cengengesan kaya gini? Liat nih status leo!! Nabila love” sara
menegaskan kejelasan semua ini.
Seketika itu
mataku mulai berkaca-kaca dan panah yang sudah menancap mulai lepas perlahan.
Di depan kelas X3 sara caca dan aisyah menarik leo yang sedang duduk. Aku hanya
berdiri staycool dan memberi senyuman pada leo.
“LEO!!
Sekarang lo jelasin ke nora! Apa maksudnya status lo!! Adek kelas aja udah
songong!Lo itu bego yak, lo selingkuh di bbm! Gue tau nora lagi off tapi lo
tololnya jangan ketolongan dong!! Lo itu masih punya kontak sahabat-sahabatnya
nora!! Bego ko dipiara!!” sahabat-sahabat baikku menyerang leo dengan tidak
memberi kesempatan leo bicara. Sambil mereka memarahi laki-laki itu, diam-diam
aku menuju kelas dengan air mata mengucur deras dipipiku. Aku duduk dikelas
berusaha mengelap setiap air mata yang jatuh agar teman-teman dikelas tidak tau
apa yang sedang terjadi. Tapi semua sia-sia karena tiba-tiba sahabat-sahabatku
mendatangi aku dan semua memelukku dengan erat.
“Ra
yang sabar yaa” terdengar suara caca menguatkanku
“ra
lo kalo mau nangis ya nangis aja” sambung suara aisyah
“ko
lu malah senyumsenyum gitu sih, jangan sok tegar deh lo raa, sabar ya raa!!
Emang bajingan tuh cowok” sara berusaha membelaku
“hehehe
engga gue nggapapa ko temen-temen, makasih banyak yaa kalian udah ngasih tau
gue, gue kuat ko hehe” kataku sok tegar sambil melepaskan pelukkan mereka, tak
hentinya air mata mengalir walaupun aku tersenyum. Akhirnya mereka kembali ke
kelas masing-masing.
Lalu terlihat
banyak anak kelas X ada di depan ruang kelasku, laki-laki itu mucul dari balik
segerombolan teman-temannya menuju ke arahku.
“ra
maafin aku ya, aku udah duain kamu” kata leo yang sudah berada di depanku
“apa
yang harus perlu dimaafin?kamu ngga salah ko,terus maunya kamu apa sekarang?”
jawabku yang masih saja terlihat sok tegar
“emm,
kita putus ya?” kata-kata yang keluar dari mulut leo sontak membuatku kaget dan
pasrah
“yaudah
kalo itu mau kamu” jawabku masih dengan senyuman lalu leopun meninggalkan
kelasku.
“Bego
emang lu! Cewek baik, cantik, pinter lu putusin” aldy teman leo mengompori
Di rumah, aku
mengurung diri dikamar seharian,aku berfikir mungkin aku adalah wanita paling
bodoh yang pernah ada, menangis kejer hanya untuk laki-laki tidak tau diri itu.
‘Leo? Lo tuh cowok
pertama yang berhasil dapetin hati gue, dan lo cowok pertama juga yang berhasil
ngerobek hati gue, lo ngga inget, baru kemaren kita pulang bareng, jalan
bareng, ketawa bareng, terus maksud dari semua itu apa?’ dalam hatiku sambil
aku menahan suara tangis.
Semalaman aku
menangis alhasil pagi ini aku terbangun dengan mata sembab dan agak hitam, tapi
hari ini aku harus latihan dance karna dua minggu lagi akan ada lomba. Latihan
hari ini kurang maksimal, begitupun teman-temanku yang tidak tega melihatku tak
bersemangat latihan. Akhirnya kami akhiri latihan ini lebih awal.
Dirumah aku masih
suka melamun, memikirkan laki-laki itu, dan hatiku bertanya-tanya, siapakah
wanita itu? Seperti apa dia? Wanita yang bisa membuat leo sejahat ini kepadaku,
aku dengar-dengar dia teman satu angkatanku, aku berusaha mencari tau siapa
dia, ternyata dia adalah nabila kelas 11ips2, wajahnya familiar, ya aku ingat
dia! ketika kami LDKS dia sempat merebut homestayku dan sekarang dia merebut?
Hafft ini menyakitkan.
Senin pagi ketika
jam istirahat berlangsung aku mengajak bella ke uks untuk melihat caca, katanya
kaki caca terkilir waktu ambil nilai olahraga tadi. Tidak sengaja aku bertemu
nabila di ruangan itu. Aku sama sekali tak menyapanya tetapi tiba-tiba caca dan
desty menyamperi wanita itu
“Nab,
lo jadian sama Leo ya?” tanya caca sok asik
“iyaa, gue ngga tau apa-apa ko, leo ngga bilang apa-apa
sama gue”jawabnya setengah panik
“emang lo nggatau kalo leo pacarnya nora?” tanya desty
mengintimidasi
“engga gue ngga tau sumpah, dia ngga cerita apa-apa sama
gue, tau-tau dia nembak gue gitu aja.......” nabila mencoba meyakinkan kami
“udaah udah, iyaa nab lo ngga salah apa-apa ko, balik yuk
bell” leraiku lembut memotong pembicaraan mereka
Selepas itu aku menunggu caca dan desty di depan uks, tidak lama waktu
berselang ada suara gaduh dibelakangku, ternyata nabila jatuh pingsan. Bel
masuk kelas berbunyi aku dan bella segera
masuk kelas karena akan ada pelajaran mandarin. Sebenarnya aku sudah
melupakan kejadian itu semua aku berusaha ikhlas, karena aku yakin tuhan punya
rencana yang indah untukku. Ditengah pelajaran aku iseng melihat hp, ternyata
ada dua pesan masuk dari leo.
“Bell!!
Leo bel leo” bisikku ke bella. Aku langsung membuka isi pesan itu yang isinya
‘Lo apain cewe gue
tadi!! Urusan lo sama gue bukan sama cewe gue, gue tunggu lo depan kelas gue
nanti’ isi pesan pertama yang langsung membuat aku sesak sehingga jantungku
berdetak lebih cepat, karena penasaran akupun membuka pesan yang ke dua
‘Asal lo tau, gue
jadian sama lo tuh cuma buat TARUHAN!!! INGET ITU!!” kata-kata yang kasar dan
capslock yang ngga nyantai sontak membuat tanganku reflek melempar handphone ke
meja, dan berhasil mengagetkan bella, aku tertolong dengan suara gaduh kelasku.
“ra?!!
Lo kenapa?” bella yang penasaran segera mengambil handphoneku
“bell,
gue salah apa bell???? Tadi gue ngga
ngapa-ngapain nabila!! Bahkan gue yang nenangin suasana!! Nabila bilang apa bel
ke leo sampe leo sms gue kaya gini ya allah” nadaku mulai sesak seperti ingin
menangis.
“ra ini ngga bisa dibiarin ra, biar gue nanti bilang sama
temen-temen biar kita yang nyamperin dia” kata bella yang juga mulai emosi
“ngga ngga usah bell ini urusan gue sama dia, gue juga
bisa ko kesana sendiri” sanggahku
“engga ra!! ngga bisa, kita harus kesana!! Lo sahabat
gue,ngga terima gue lo diginiin adek kelas” bella langsung memberitahu kejadian
ini ke semua sahabatku dan banyak teman-teman baikku juga ikut membantu
Siang setelah sholat dzuhur aku dan teman-teman langsung menyamperi Leo,
lagi-lagi ketika leo sedang duduk santai kali ini caca yang menariknya
“HEH!!
Adek kelas ngga tau diuntung lo!!” caca menunjuk leo sambil mendorongnya ke
arah kita. Disitu aku hanya
diam, karena leo di serbu teman-temanku. Sekiranya teman-temanku sudah puas,
aku angkat bicara.
“Le? Maksud lo apa ha? Cewe lo bilang apa aja ke lo sampe
lo sms gue kaya gitu!!” nada bicaraku semakin tinggi
“jangan
keroyokan dong” leo mengeles
“EH
bego!! Kita yang mau bantu
nora! Emangnya lo? Disini siapa yang mau bela dia ha?” potong caca
“ngga
ada kaaaaa hahaha” jawab teman-teman leo kompak
“Lo
denger sendiri kan? Gue ngga minta mereka kesini! Sekarang terserah deh lo mau
ngapain! Asal jangan pernah ganggu hidup gue lagi, karena gue ngga akan pernah
ganggu hidup lo lagi” sebuah tamparan melesat dipipi leo.
Semenjak itu,
kamipun tidak pernah berhubungan sama sekali, pernah suatu malam dia mengajakku
balikan, tapi aku menolaknya mentah-mentah. Satu tahun berlalu, perlahan aku
mulai melupakan semua perasaan, semua kejadian, dan semua kenangan kita. Sampai
aku dengar kabar bahwa mereka putus, aku percaya dengan kata-kata bella ‘liat
aja ra semua yang diawali ngga baik pasti akhirnya juga ngga baik, dia bisa
giniin lo dia juga pasti giniin nabila’ kata-kata sakti itu yang membuat aku
bangkit dari kegalauan kurang lebih satu bulan, selepas itu aku menjalani hari
kembali seperti sedia kala dimana aku bisa bercanda dan tertawa.
Pagi itu seperti
biasa aku menuju kantin sendirian, tiba-tiba ketika aku tidak sengaja menengok,
seseorang menabrakku dari belakang, dia adalah leo yang menumpahkan minumannya
ke bajuku
“eh
yampun maaf maaf!!”leo masih belum sadar yang dia tabrak adalah aku, lalu
akupun berbalik
“nora?!
Aduh ra maafin gue yaa” sesal leo sambil membersihkan bajuku dengan tissue. Aku
hanya diam mengangguk sambil tersenyum dan pergi ke kelas.
Setiap kami
berpapasan, aku merasa cangggung seperti pertama kali kita bertemu, begitupun
leo selalu salting setiap aku melewatinya. Sampai tiba pada suatu malam, aku
dibangunkan adikku karena ada teman yang mencariku, aku masih memakai seragam
pramuka lengkap dengan dasi akibat ketiduran tadi sore, aku juga tidak sempat
ganti baju langsung saja aku kedepan dan seseorang diatas motor sudah
menungguku
“Lee
leo? Ngapain kamu disini” aku yang tak percaya mengucek-ngucek mata
“iya raa, emangnya ngga boleh ya? Aku mau minta nomer
kamu dong sekalian pinnya ya hehe nih” pintanya dengan nada bercanda sambil
menyerahkan hp
“emang nomer aku kemana” tanyaku sambil mengetik, disitu
aku sudah benar-benar melupakan kejadian satu tahun lalu mengubur semua
kejadian demi kejadian yang me nyakitkan. Kami mengobrol sebentar untuk
menghangatkan suasana, karena hari semakin larut aku menyuruhnya pulang.
Jujur aku masih belum melupakan dia sepenuhnya, masih ada rasa yang
tertinggal didalam hatiku, sulit dipungkiri kata-kata ‘cinta pertama adalah
cinta yang paling susah dilupakan’ walaupun dulu aku sebegitu bencinya dengan
leo.
Kali ini pagi itu kembali seperti dulu, aku yang ingin berangkat dianter
papah melihat ada seseorang bermotor satria disebrang sana yang sepertinya aku
kenal, ketika aku dekati, yaa siapa lagi kalau bukan laki-laki tadi malam.
Akhirnya aku memutuskan untuk berangkat bareng leo. Aku merasa tak ada yang
berbeda dengannya saat dimana kita pertama kali jadian. Setiap malam kami bbman
kembali, siapa yang tahu jadwal bola dia yang harus mengingatkan, tertawa
dikeheningan malam karna kelakuan konyol kami, sungguh aneh semua kejadian ini
kembali terulang. Dua minggu berselang leo mengajakku nonton club kesukaannya
yaitu chelsea yang akan tour asia bulan ini, dia tahu aku tidak begitu suka
chelsea tapi diapun tau aku sangat suka fernando torres yang sekarang masih
berada di club kesayangannya. Awalnya aku bilang tidak
mau, tapi karena dia menjanjikan aku akan meet and greet dengan torres aku
tidak bisa menolaknya.
“besok jangan ngaret yaa jemputnya le hahaha” candaku
dalam bbm
“hahaha suka-suka guelah kan gue yang tau tempat beli
ticketnya dimana wee:p” ejek leo.
Kami berangkat malam hari tepat pukul setengah tujuh malam, aku bingung
kenapa leo tiba-tiba membatalkan janji kami tadi siang, tapi yasudahlah.
Setelah kami membeli ticket chelsea leo juga membelikan aku ticket nonton,
persis seperti dulu setiap kami nonton aku balik membelikan popcorn caramel
kesukaannya.
Waktu menunjukkan pukul 9 malam, waktunya pulang ketika kami sampai
dirumahku, aku mengembalikkan handphone leo yang ia titipkan dalam tasku, dan
aku sangat terkejut ketika yang ku ambil
adalah mawar putih yang indah, tiba-tiba leo pun memberikan coklat kesukaanku
dari balik tangannya sambil mengatakan
“Noraa, emh gue tau dulu gue pernah ngelakuin hal yang fatal, gue nyesel
banget ngelakuin itu semua, tapi kali ini gua bener-bener sadar lo itu cewe
yang paling baik buat gue, gue janji ngga akan ngulangin lagi maafin semuanya
ya ra, kita bangun lagi dar nol, lo mau kan balikan sama gue?” wajah leo sangat
serius
“tapi
ada syaratnya, lo harus ngomong kaya tadi sambil napas lewat idung” balasku
“raaa?
Itukan ngga akan mungkin bisaaaa” leo mulai pesimis
“hahahahahahaaa
gue bercanda keles, iyaa gue mau ko leo sidunata kuuuu” candaku sambil menyubit
pipinya kamipun tertawa memecahkan hening malam.
Di tempat tidur
aku mengenang kejadian tadi, bagaimana bisa leo meletakkan bunga itu dalam tas,
sedangkan tas itu aku selalu pegang, tiba-tiba sebuah getaran PING dari hp
mengagetkan aku yang sedang melamun
‘Raaa buka memopad
deh’ ternyata leo, aku yang penasaran tidak langsung membalas bbm itu tapi
langsung membuka memopad yang ada di hpku, ternyata setelah aku cari ada sebuah
judul ‘Nora’ yang rasanya aku tidak pernah menuliskan di memoku ketika aku buka
‘aku sayang banget sama kamu Nora’