Sabtu, 11 Maret 2017

KKN Diary. Kerewet In Action

17 Januari 2016, 22.16 WIB
Day two

Kegiatan dimulai pukul setengah lima pagi. Setelah tidur yang kurang menenangkan akibat rasa takut yang selalu menghampiri. Takut rumah dibobol takut rumah dimalingin hahaha maklum memang kami tinggal dirumah warga dan isi rumah kami semuanya perempuan. Sangat riskan untuk warga baru dari kota yang tinggal didesa.

Alhamdulillah satu hari kemarin telah dilalui.

Pagi ini setelah sholat subuh, aku dan shifa pergi ke tukang nasi uduk dan lontong sayur yang berada 2 rumah disamping rumah yang kami tumpangi. Saya membelikan nasi uduk untuk titipan teman, harga nasi uduk yang kemarin ibu atun (tukang urut) sebutkan adalah sebesar 3 ribu, namun pada kenyataannya saya diberi harga 5 ribu dan saya membeli lontong sayur yang dihargai 5 ribu pula. Ibu tersebut agak ragu ketika menyebutkan harga, saya curiga bahwa warga sudah bersekongkol untuk menaikkan harga karena mereka tahu kami datang dari Jakarta. Padahal mah aslinya juga kita ngirit-ngirit ngga punya duit :’) sebelumnya saya membeli detergen seharga 8 ribu padahal ketika warga asli membeli 5 ribu saja dia masih mendapat kembalian 1rb hfff.

Setelah itu saya mengantri mandi, hari ini adalah hari keberangkatan ketua kelompok saya, yaitu Tria. Dia tiba di karawang sekitar pukul 11 diantar oleh ibunda tercinta dan kakak kakaknya.

Kabar gembira. Dia membawakan kita 10 nasi padang 2 dus aqua dan cemilan-cemilan permintaan kita. Karena memang kita lontang-lantung hidup kelaparan didesa ini. TERIMA KASIH TRIA xoxo hahahha kau telah menyambung hidup kami.

Setelah menaruh satu dus aqua di rumah perempuan, kami langsung menuju rumah pria untuk mengantar Tria. Lalu disana aku bertemu dengan anak anak kecil yang rata-rata sudah kelas 4,5 sampai 6 sd, namun ada satu orang yang putus sekolah. Entah. Mengapa, karena ketika aku dan desi tanya dia hanya berdiam diri. Kami penasaran dengan hal itu.

Kemudian kami makan bersama disana, aku makan berdua desi. Setelah makan aku dan desi berkeliling desa, niatnya untuk mensurvey anak-anak yang kirakira akan menjadi target kita. Untuk belajar bersama.



Banyak anak-anak yang liar disana haha maksudnya, mereka hidup dengan bebas, tanpa ada yang melarang dengan kekreatifan mereka. Kami menemukan spot-spot indah dan sejuk namun tetap saja sampah dimana-mana.

Kami menyusuri setiap jalan setapak kemudian ada sebuah rumah bambu bukan rumah bambu juga sih susah jelasinnya, pokoknya rumah tersebut dimainin anak-anak. Anehnya tdak ada orang tua yang melarang padahal hal yang dilakukan sangat bahaya. Menaiki rumah sampai tinggi sekali. Tidak cukup sampai disitu keekstremannya tetapi  mereka melanjutkan dengan atraksi lain yaitu berjalan di irigasi dengan kaki mengangkang. Padahal kalau dia salah perkiraan saja dia dapat tertarik arus irigasi.

Setelah lelah berkeliling saya dan desi menuju rumah untuk istirahat. Karena pukul satu nanti akan ada rapat presentasi proker. Sekitar pukul 1.15 kita semua berkumpul membahas proker-proker yang akan diajukan. Yaitu : ada dibuku(bukunya hilang). Waktu menunjukkan sholat asar akhirnya kami sholat kemudian menuju rumah Bu iim untuk melakukan negosiasi catring. Kami menyadari bahwa kegiatan kami benar-benar akan padat, tidak sempat untuk memasak, dan melihat kejadian tentang kenaikkan harga yang dibedakan oleh para pedagang akhirnya kami memutuskan untuk meminta bantuan bu iim agar membuat makan siang dan malam.

Kelompok kecilku berkumpul setelah itu membahas masalah group semalam, tentang seseorang yang ikut campur didalam urusan kelompok kecil, juga tentang makanan dan keuangan. Setelah selesai kami berfoto bersama “Cheeseeeee”



Langit terlihat mulai gelap kamipun bergegas pulang dan melaksanakan sholat magrib berjamaah di masjid depan rumah, lalu aku mandi dan sholat isya. Malam hari kami Keluar rumah mencari makan pecel lele, kami makan beramai-ramai. Selesai makan Desi dan kak Pija keluar untuk pergi ke ATM karena suatu urusan,sebenarnya Fiza namanya aslinya, dia berasal dari jurusan Seni Tari 2012, pulangnya hampir saja mereka kehabisan angkot. Tapi alhamdulillah masih ada yang tersisa. Sialnya lagi, karena sudah gelap gangnya terlewat dan mereka turun sedikit lebih jauh, lalu mereka bertemu dengan orang gila. Tapi jangan khawatir ada dua kurcaci penyelamat yang sigap menyampari mereka untuk menyelamatkan.


Kesan hari ini seru sih, tapi kesel, aneh, haaaa.... semangat buat 25 hari lagi. Hahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar