Sabtu, 11 Maret 2017

KKN Diary. Horror life start from here!

Senin 25 January 2016.  17.20 WIB

Hai. Oh mon dieu, ca fait une semaine que je n’ecrit pas cette journal de KKN. Satu minggu yang sangat luar biasa terlewati dari yang mulai ada kesurupan ditengah rapat pada malam hari sekitar pukul sembilan sampai kami menghabiskan waktu bersama untuk berfoto di sawah.

(Selasa 19 januari)
Pada hari ini kami harus bertemu dengan kepala sekolah yang ditemani oleh Pak Kades, tepat pukul 8 kami berangkat menuju sekolah, aku lah yang menjadi juru bicara disana, syukur kepala sekolah memperbolehkan kami untuk mengajar disana dan berkeliling sekolah. Beberapa dari kami ada yang langsung diminta mengajar, namun ada beberapa yang hanya memperkenalkan dirinya sebagai pengajar.



Aku benar-benar tidak tahu menahu soal mengajar, selama ini yang aku dapat hanya teori di kampus, aku benar-benar bingung harus bagaimana, bagaimana mengahadapi anak-anak, bagaimana mengajar, apa yang harus diajarkan? Lagipula aku berasal dari jurusan bahasa prancis, tidak mungkin aku mengajarkan kemampuanku. Aku harus beradpatasi disana, aku harus menyesuaikan diri dengan apa yang mereka butuhkan.

French TEAM in Cicinde. We are so tired in first meet with the student :")


Dibalik kebingungan itu aku senang bisa bertemu anak-anak desa yang masih sangat lugu, dengan pakaian sederhana mereka, gaya bicara mereka yang tidak aku mengerti. Setelah sekiranya cukup, kami langsung pulang menuju rumah masing-masing untuk istirahat karena malam hari nanti kami akan mengadakan rapat kembali.

Mungkin karena lelah, semua teman-teman tidak ada yang menggubris ajakanku untuk rapat,sempat mati lampu juga, alhasil rapat dimulai sangat telat, kira-kira sekitar pukul 8 malam. Diputuskan untuk rapat di rumah perempuan. Setelah semuanya berkumpul, aku mendapati teman baru yang baru saja hadir karena menyusul, Linggar namanya.

Kami membentuk lingkaran didalam rumah, haft! aku bahkan tidak sanggup untuk menceritakannya. Rapat pun dimulai, suasana mulai tenang, ketika Iqbal ketua kelompok besar berbicara membahas apa yang harus dilaporkan esok hari di balai desa bersama kepala desa dan para ketua RT RW. Karena rumah perempuan tidak begitu besar maka beberapa laki-laki berada diluar untuk tetap mengikuti rapat, namun di tengah-tengah rapat tiba-tiba Linggar ingin ke kamar mandi, ia berjalan perlahan ditemani Sahrul, namun belum setengah jalan tiba-tiba Linggar terjatuh di tengah lingkaran rapat tidak sadarkan diri, hal itu membuat gempar seisi rumah. Beberapa laki-laki membantu mengangkat Linggar untuk dibaringkan di tempat tidur, awalnya aku tidak berpikir akan terjadi hal buruk, aku hanya berpikir bahwa Linggar pingsan karena kelelahan akibat perjalanan yang jauh. Lingkaran rapat tadi menjadi lingkaran tak beraturan, melihat kejadian itu aku dan restu langsung berinisiatif untuk membuatkan teh hangat. Di dapur tidak hanya kami berdua namun ada Iqbal juga, dia berkata bahwa Linggar kesurupan , mulai dari situ jantungku semakin berdetak kencang sampai-sampai tanganku bergetar ketika menaruh gula dan air kedalam gelas. Saking paniknya mungkin. Hmm.

Ketika aku kembali dari dapur suasana mulai tenang, di ruangan tersebut ada 2 kasur, yang satunya dekat pintu di tiduri oleh Linggar dan yang satunya didekat televisi, terlihat seseorang sedang ketakutan, dia adalah ka pija, dtemani oleh Cipa yang berusaha menenangkan hatinya bahwa semua baik-baik saja. Semua anak perempuan langsung memakai kerudung dan membacakan alquran bersama-sama. Aku pun ikut bergegas mengambil alquran. Namun terlihat ka Pija benar-benar tidak tenang sehingga alam bawah sadarnya mempengaruhinya, ia terlihat ketakutan dan melamun, ia tidak mengikuti bimbingan Cipa untuk membaca alquran.

Aku juga merasakan hal yang sama, aku benar-benar tegang, sehingga tidak fokus membaca alquran dan malah melihat ka Pija yang ketakutan. Di sisi lain alhamduilllah terlihat seorang warga mungkin pak ustad datang kerumah untuk mengusir sesuatu yang memasuki tubuh Linggar. Aku memperhatikan mulutunya komat-kamit membacakan doa sambil menggerayangi tubuh Linggar dari atas sampai kebawah, ketika tangannya sudah mencapai ujung jari yang artinya sesuatu itu berhasil keluar dari tubuh Linggar. Tapi secara mendadak sesuatu itu masuk ke dalam tubuh Ka Pija, sehingga langsung terdengar teriakan dari mulutnya dan tubuhnya mulai menegang, sontak kami semua terkaget reflek berkata “Astagfirullah” dan langsung mengencangkan suara sambil masih membaca Al baqarah.

Pak ustad, Ridho dan Indra segera memegang Ka Pija untuk di baringkan, dengan penuh perjuangan mereka memegang kaki dan tangannya  yang tegang agar berbaring, keinginan hanya tinggal keinginan, takdir berkata lain pada posisi telentang hampir terbaring tiba-tiba Kapija berdiri seperti terbang tanpa menekukkan anggota tubuh sama sekali. YA AKU MELIHATNYA DENGAN MATA KEPALAKU SENDIRI untuk pertama kalinya. Seperti sedang menonton film horor yang dibuat-buat pada adegan tersebut namun ini benar-benar nyata. Adegan terbang itu. Di depan mata.


Beberapa saat kemudian pak Ustad berhasil mengeluarkan sesuatu itu dr tubuh ka Pija, alhamdulillah suasana mulai tenang. Pembacaan alquran pun di cukupkan. Rapat tidak dilanjutkan dan beberapa anak laki-laki kembali ke homestay mereka, adapula yang tetap berjaga di depan homestay wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar