Bahasa Prancis
Berawal dari tugas yang diberikan
di matakuliah umum Bahasa Indonesia yang akan menceritakan serba- serbi JBP
UNJ. Mengapa bahasa prancis?
Bahasa Prancis adalah salah satu
bahasa besar di dunia ( peringkat II sementara) yang saat ini digunakan
dibeberapa negara seperti Swiss, Kanada, Prancis, Belgia dan lebih dari 50
negara lainnya. Bahasa ini salah satu turunan bahasa latin yang termasuk dalam
rumpun bahasa Roman.
Hingga tahun 2011 bahasa ini
digunakan oleh lebih dari 129 Juta penduduk dunia sebagai bahasa pertama dan
128 Juta jiwa sebagai bahasa kedua. Bahasa Prancis adalah bahasa resmi di
beberapa organisasi international seperti Uni Eropa (EU), Komite Olimpiade
Internasional (IOC), Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) dan Federan Sepak Bola Internasional.
Selain sebagai bahasa resmi dan
bahasa kedua, bahasa prancis juga dipelajari di negara-negara Asia seperti
Vietnam, Malaysia, Thailand tak terkecuali Indonesia. Bicara tentang Indonesia
Bahasa Prancis ini dipelajari di dalam lembaga bahasa asing juga di
Universita-universitas. Sebagai contoh Universitas Negeri Jakarta.
Jurusan Bahasa Prancis
Jurusan Bahasa Prancis (JBP) UNJ
yang kini pada tahun 2015 berubah nama menjadi Prodi Jurusan Bahasa Prancis
berdiri pada 1 Januari 1996 yang pada saat ini telah memiliki sekitar 15 dosen.
Untuk menjadi dosen bahasa Prancis sangatlah sulit, karena sistem penyeleksian
yang ketat sehingga masih banyak dosen yang sudah berumur namun masih
mengabdikan dirinya disini seperti Monsieur Syakirin yang dikenal sebagai
dosennya para dosen, umurnya sekitar 80 tahunan, selain itu ia sedang
melanjutkan jenjang pendidikannya di Prancis untuk mendapatkan S3. Kemudian ada
pula satu-satunya dosen muda yang cantik lagi energik, pintar pula.
Mademoiselle Fauziah namanya, beliau adalah salah satu dosen yang dinobatkan
sebagai dosen luar biasa yang berhasil menempuh jenjang pendidikan S2nya di
Swiss.
Banyak rumor mengatakan
dosen-dosen yang saat ini mengajar di tempat dimana saya sedang mengenyam S1
Pendidikan Bahasa Prancis sangat sulit memberikan nilai yang bagus untuk para
mahasiswanya. Mungkin hal itu sudah menjadi rahasia umum. Oleh sebab itu setiap
tahunnya banyak mahasiswa pergi meninggalkan JBP untuk pindah jurusan yang
menurut mereka mudah untuk lulus, sehingga sampai hari ini masih banyak senior tua
yang belum lulus.
Meskipun demikian rumornya, dosen
kami termasuk dosen yang sangat peduli kepada mahasiswanya baik dalam etika
maupun etiket. Mereka begitu perhatian memperhatikan pakaian kami dan perilaku
kami. Mungkin setiap harinya akan ada saja mahasiswa yang dibicarakan di “Salle de Prof” hahaha salah satu
contohnya dalam berpakaian, kami tidak diizinkan memakai pakaian yang terlalu
terbuka bahkan terlalu sederhana pun tidak boleh. Menurut mereka jurusan kami berprodi
Pendidikan maka untuk menjadi seorang guru bahasa Prancis harus menunjukkan
etika dalam berpakaian. Bahkan merekapun akan mengetahui apakah baju yang kami
pakai baru atau tidak, dan mereka juga tahu berapa kali dalam seminggu kami
memakai baju yang sama. Kami dituntut untuk memiliki selera modern dan modis
namun biar begitu harus tetap memperhatikan kesopanan dan kepantasan.
Dosen yang menginspirasi saya.
Semua hal pasti memiliki point
negatif dan positif, begitu pun di JBP. Disini ada beberapa dosen yang memang
pantas untuk dikagumi. Nah dosen yang sangat saya suka adalah natif saya
sendiri, ia bernama Nourdine Simozrak, yang asalnya dari Prancis. Selain karena
ketampanannya saya mengagumi sosoknya yang tegas dalam mengajar, memiliki
pengetahuan yang sangat luas terutama tentang Prancis dan Agama Islam. Namun
sayangnya hanya 6 bulan saja ia berkesempatan tinggal di Indonesia. Selain
Monsieur Nourdine sayapun mengagumi dosen wanita yang telah mengajar saya
selama kurang lebih satu tahun, beliau bernama Madame Ratna. Walaupun banyak
yang mengatakan beliau adalah dosen “Killer” namun saya tetap menaruh hormat
terhadap dirinya, chacun a son choix.
Mengapa demikian? Karena dalam pandangan saya ia adalah seseorang yang sangat
dewasa dan profesional. Dia pandai menguasai suasana, ketika mengajar ia dapat
membedakan kapan harus serius dan kapan kita boleh bersantai. Tidak jarang dia
memberikan guyonan-guyonan yang mengocok perut para mahasiswa dengan cerita
dongeng pribadinya. Dan ketika ia sedang menjadi pengawas ujian, sikapnya 180
derajat berbeda, mahasiswa bisa tidak bergutik sama sekali pada saat itu
intinya jangan pernah membangunkan singa tidur.
Budaya Mahasiswa JBP
Saya senang dapat menimba ilmu
disini, kaarena sejauh ini saya mengenal kakak dan adik kelas yang ramah dan
pintar pula. Ketika sedang berada diluar kampus, kami sering bercakap-cakap
dengan bahasa Prancis malah untuk membicarakan seseorang. Bangga rasanya ketika
semua mata tertuju kagum pada kami.
Banyak momen yang telah kami
lewati bersama seperti menghadiri acara “ Festival Sinema Prancis”, Open House
IFI Institut Francais Indonesie,
Teater, sampai Konser Band Prancis. Saya, kakak kelas teman-teman dan adik
kelas saling berbaur meski pada kenyataannya kami saling berlomba untuk
secepatnya mendapatkan gelar S1.
Akan tetapi ada mitos pula yang
mengatakan bahwa setiap angkatan ganjil akan mendapatkan teman-teman yang tidak
solid atau kompak, sebaliknya untuk angkatan genap mereka memiliki rasa
solidaritas yang sangat tinggi. Meskipun demikian kami hanya menganggap hal
tersebut angin lewat saja. Ini kami, kami yang menjalaninya, tidak peduli orang
berkata apa. Disini kami untuk berhasil. Saya yakin meski sulit untuk
mempelajarinya bahasa Prancis, meski grammairenya yang membunuh kami perlahan,
kami tidak akan menyerah karena hal itulah yang membuat kami merasakan indahnya
kesuksesan.
Layaknya sebuah kampus yang
memiliki perhimpunan mahasiswa, kami pun memiliki Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) yang pada tahun 2015 ini diketuai oleh wanita perkasa. Ia bernama Shinta,
pun saya kagum dengannya karena ia terlihat dapat dengan mudahnya membagi waktu
dengan baik. Walaupun sayang tahu ada banyak kegiatan atau organisasi yang dia
ikuti. Meski demikian ia tidak pernah melupakan tugas utamanya sebagai mahasiswa
dengan dibuktikan oleh nilai akademisnya yang sangat baik.
Bahasa Prancis termasuk bahasa
yang sulit untuk dipelajari, mengingat strutur gramatikalnya yang sangat rumit
untuk dipahami. Namun itu tidak membuat semangat saya tumpul. Karena rasa sulit
mempelajarinyalah yang memotivasi saya untuk jauh lebih dalam mengenal Prancis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar