Rabu, 23 Desember 2015

Dibalik Jurusan Bahasa Prancis







Bahasa Prancis

Berawal dari tugas yang diberikan di matakuliah umum Bahasa Indonesia yang akan menceritakan serba- serbi JBP UNJ. Mengapa bahasa prancis?
Bahasa Prancis adalah salah satu bahasa besar di dunia ( peringkat II sementara) yang saat ini digunakan dibeberapa negara seperti Swiss, Kanada, Prancis, Belgia dan lebih dari 50 negara lainnya. Bahasa ini salah satu turunan bahasa latin yang termasuk dalam rumpun bahasa Roman.
Hingga tahun 2011 bahasa ini digunakan oleh lebih dari 129 Juta penduduk dunia sebagai bahasa pertama dan 128 Juta jiwa sebagai bahasa kedua. Bahasa Prancis adalah bahasa resmi di beberapa organisasi international seperti Uni Eropa (EU), Komite Olimpiade Internasional (IOC), Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) dan Federan  Sepak Bola Internasional.
Selain sebagai bahasa resmi dan bahasa kedua, bahasa prancis juga dipelajari di negara-negara Asia seperti Vietnam, Malaysia, Thailand tak terkecuali Indonesia. Bicara tentang Indonesia Bahasa Prancis ini dipelajari di dalam lembaga bahasa asing juga di Universita-universitas. Sebagai contoh Universitas Negeri Jakarta.

Jurusan Bahasa Prancis
Jurusan Bahasa Prancis (JBP) UNJ yang kini pada tahun 2015 berubah nama menjadi Prodi Jurusan Bahasa Prancis berdiri pada 1 Januari 1996 yang pada saat ini telah memiliki sekitar 15 dosen. Untuk menjadi dosen bahasa Prancis sangatlah sulit, karena sistem penyeleksian yang ketat sehingga masih banyak dosen yang sudah berumur namun masih mengabdikan dirinya disini seperti Monsieur Syakirin yang dikenal sebagai dosennya para dosen, umurnya sekitar 80 tahunan, selain itu ia sedang melanjutkan jenjang pendidikannya di Prancis untuk mendapatkan S3. Kemudian ada pula satu-satunya dosen muda yang cantik lagi energik, pintar pula. Mademoiselle Fauziah namanya, beliau adalah salah satu dosen yang dinobatkan sebagai dosen luar biasa yang berhasil menempuh jenjang pendidikan S2nya di Swiss.
Banyak rumor mengatakan dosen-dosen yang saat ini mengajar di tempat dimana saya sedang mengenyam S1 Pendidikan Bahasa Prancis sangat sulit memberikan nilai yang bagus untuk para mahasiswanya. Mungkin hal itu sudah menjadi rahasia umum. Oleh sebab itu setiap tahunnya banyak mahasiswa pergi meninggalkan JBP untuk pindah jurusan yang menurut mereka mudah untuk lulus, sehingga sampai hari ini masih banyak senior tua yang belum lulus.
Meskipun demikian rumornya, dosen kami termasuk dosen yang sangat peduli kepada mahasiswanya baik dalam etika maupun etiket. Mereka begitu perhatian memperhatikan pakaian kami dan perilaku kami. Mungkin setiap harinya akan ada saja mahasiswa yang dibicarakan di “Salle de Prof” hahaha salah satu contohnya dalam berpakaian, kami tidak diizinkan memakai pakaian yang terlalu terbuka bahkan terlalu sederhana pun tidak boleh. Menurut mereka jurusan kami berprodi Pendidikan maka untuk menjadi seorang guru bahasa Prancis harus menunjukkan etika dalam berpakaian. Bahkan merekapun akan mengetahui apakah baju yang kami pakai baru atau tidak, dan mereka juga tahu berapa kali dalam seminggu kami memakai baju yang sama. Kami dituntut untuk memiliki selera modern dan modis namun biar begitu harus tetap memperhatikan kesopanan dan kepantasan.

Dosen yang menginspirasi saya.
Semua hal pasti memiliki point negatif dan positif, begitu pun di JBP. Disini ada beberapa dosen yang memang pantas untuk dikagumi. Nah dosen yang sangat saya suka adalah natif saya sendiri, ia bernama Nourdine Simozrak, yang asalnya dari Prancis. Selain karena ketampanannya saya mengagumi sosoknya yang tegas dalam mengajar, memiliki pengetahuan yang sangat luas terutama tentang Prancis dan Agama Islam. Namun sayangnya hanya 6 bulan saja ia berkesempatan tinggal di Indonesia. Selain Monsieur Nourdine sayapun mengagumi dosen wanita yang telah mengajar saya selama kurang lebih satu tahun, beliau bernama Madame Ratna. Walaupun banyak yang mengatakan beliau adalah dosen “Killer” namun saya tetap menaruh hormat terhadap dirinya, chacun a son choix. Mengapa demikian? Karena dalam pandangan saya ia adalah seseorang yang sangat dewasa dan profesional. Dia pandai menguasai suasana, ketika mengajar ia dapat membedakan kapan harus serius dan kapan kita boleh bersantai. Tidak jarang dia memberikan guyonan-guyonan yang mengocok perut para mahasiswa dengan cerita dongeng pribadinya. Dan ketika ia sedang menjadi pengawas ujian, sikapnya 180 derajat berbeda, mahasiswa bisa tidak bergutik sama sekali pada saat itu intinya jangan pernah membangunkan singa tidur.

Budaya Mahasiswa JBP
Saya senang dapat menimba ilmu disini, kaarena sejauh ini saya mengenal kakak dan adik kelas yang ramah dan pintar pula. Ketika sedang berada diluar kampus, kami sering bercakap-cakap dengan bahasa Prancis malah untuk membicarakan seseorang. Bangga rasanya ketika semua mata tertuju kagum pada kami.
Banyak momen yang telah kami lewati bersama seperti menghadiri acara “ Festival Sinema Prancis”, Open House IFI Institut Francais Indonesie, Teater, sampai Konser Band Prancis. Saya, kakak kelas teman-teman dan adik kelas saling berbaur meski pada kenyataannya kami saling berlomba untuk secepatnya mendapatkan gelar S1.
Akan tetapi ada mitos pula yang mengatakan bahwa setiap angkatan ganjil akan mendapatkan teman-teman yang tidak solid atau kompak, sebaliknya untuk angkatan genap mereka memiliki rasa solidaritas yang sangat tinggi. Meskipun demikian kami hanya menganggap hal tersebut angin lewat saja. Ini kami, kami yang menjalaninya, tidak peduli orang berkata apa. Disini kami untuk berhasil. Saya yakin meski sulit untuk mempelajarinya bahasa Prancis, meski grammairenya yang membunuh kami perlahan, kami tidak akan menyerah karena hal itulah yang membuat kami merasakan indahnya kesuksesan.
Layaknya sebuah kampus yang memiliki perhimpunan mahasiswa, kami pun memiliki Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang pada tahun 2015 ini diketuai oleh wanita perkasa. Ia bernama Shinta, pun saya kagum dengannya karena ia terlihat dapat dengan mudahnya membagi waktu dengan baik. Walaupun sayang tahu ada banyak kegiatan atau organisasi yang dia ikuti. Meski demikian ia tidak pernah melupakan tugas utamanya sebagai mahasiswa dengan dibuktikan oleh nilai akademisnya yang sangat baik.
Bahasa Prancis termasuk bahasa yang sulit untuk dipelajari, mengingat strutur gramatikalnya yang sangat rumit untuk dipahami. Namun itu tidak membuat semangat saya tumpul. Karena rasa sulit mempelajarinyalah yang memotivasi saya untuk jauh lebih dalam mengenal Prancis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar